Blues/ Maghrib, Kau & Aku.

Begies
1 min readFeb 3, 2021

--

Pao Pao, Jakarta Selatan © Begies Imanda.

-buat Melati Gwendoline (我是)

Aku mengenalmu

Garis hidungmu, tattoo di bahumu

Mulus berkilau waktu kau

Berjalan dibawah matahari

Yang selalu gagal mencumbumu

Mungkin, bau tubuhmu

Yang memabokkan maghrib muda tak berdosa itu.

Maghrib tropis itu berwangi mimpi

Maghrib menyingkap kain sarung dan bercerita tentang ciuman pertama,

Cinta pertama..

Dan bicaramu yang ragu

Membuat mulutku makin penuh rayu

Kamu bilang

Bandung kota dingin punya kenangan.

Betul, kenangan..

Tapi, bukan hanya Bandung itu saja.

Dingin itu.

Macet itu.

Telephone itu.

Betapa lembutnya jarimu

Menjentikkan abu rokok ke asbak itu!

(ah, Gary Moore keparat!)

Suaramu itu.

Rahasia itu.

Matamu itu.

Hidungmu itu.

Bibirmu itu.

Wajahmu itu.

Bulan itu! Bulan yang merah padam karena cemburu itu!

Hujamkanlah kuku-kuku manismu di rambutku

Perempuanku yang bermata sipit

Lihatlah maghrib yang tengil di mataku

Aku ingin seperti Adam

Dalam surga dengan rambut basah

Dan segar dimulutnya

Terdengar sedikit nakal memang

Tapi, itulah sifat manusiawi yang sehat

Yang sudah terlampui berat

Mengetuk-ngetuk jendela kamarmu

Mendekatlah kau ke jendela kamarmu

Biarkan aku masuk!

Aku berbisik padamu

“pandanglah aku sekarang, aku kembali untuk menghantuimu!”

Dan di ujung rekah bibirmu yang kekanakanlah lahir

Semua kata-kata sajakku!

January, 2019

--

--

Begies

Akademik, Cerita & Sastra. Lugas dan lantang sejak Kuliah.