-buat Melati Gwendoline (我是)
Aku mengenalmu
Garis hidungmu, tattoo di bahumu
Mulus berkilau waktu kau
Berjalan dibawah matahari
Yang selalu gagal mencumbumu
Mungkin, bau tubuhmu
Yang memabokkan maghrib muda tak berdosa itu.
Maghrib tropis itu berwangi mimpi
Maghrib menyingkap kain sarung dan bercerita tentang ciuman pertama,
Cinta pertama..
Dan bicaramu yang ragu
Membuat mulutku makin penuh rayu
Kamu bilang
Bandung kota dingin punya kenangan.
Betul, kenangan..
Tapi, bukan hanya Bandung itu saja.
Dingin itu.
Macet itu.
Telephone itu.
Betapa lembutnya jarimu
Menjentikkan abu rokok ke asbak itu!
(ah, Gary Moore keparat!)
Suaramu itu.
Rahasia itu.
Matamu itu.
Hidungmu itu.
Bibirmu itu.
Wajahmu itu.
Bulan itu! Bulan yang merah padam karena cemburu itu!
Hujamkanlah kuku-kuku manismu di rambutku
Perempuanku yang bermata sipit
Lihatlah maghrib yang tengil di mataku
Aku ingin seperti Adam
Dalam surga dengan rambut basah
Dan segar dimulutnya
Terdengar sedikit nakal memang
Tapi, itulah sifat manusiawi yang sehat
Yang sudah terlampui berat
Mengetuk-ngetuk jendela kamarmu
Mendekatlah kau ke jendela kamarmu
Biarkan aku masuk!
Aku berbisik padamu
“pandanglah aku sekarang, aku kembali untuk menghantuimu!”
Dan di ujung rekah bibirmu yang kekanakanlah lahir
Semua kata-kata sajakku!
January, 2019